Saturday, February 18, 2017

Bioteknologi Peternakan

Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, system atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin NCD untuk mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung.
Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%. Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi pada ternak masih diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia.

Ciri-Ciri Utama Bioteknologi
Adalah adanya benda biologi berupa benda mikroorganisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi
.
 Jenis-Jenis Bioteknologi

Bioteknologi juga memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang diantaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu :

a). Bioteknologi Merah
Adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknolgi di bidang medis,contoh : pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin.

b). Bioteknologi Putih / Abu-Abu
Adalah bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan energi terbarukan.

c). Bioteknologi Hijau
Mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan, contoh : di bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman tahan hama, dan pada bidang peternakan bioteknologi sebagai bioreaktor dalam menhasilkan produk penting (kambing,ayam,sapiuntuk penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali danmelawan senyawa asing).

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan Lainnya
Adalah membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan langka tersebut terhindar dari ancaman kepunahan.

Penerapan Prinsip Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan Antara Lain:

1). Teknologi Transplantasi Nukleus

Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya). Teknologi kloning telah berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah pengkloningan domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan, beberapa organ manusia untuk keperluan transplantasi penyembuhan suatu penyakit berhasil dibentuk.

Tahapan Teknologi Kloning Adalah;

a). Isolasi Nukleus (inti sel) Dari Hewan Donor : Nukleus diisolasi dari sel putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik khusus sehingga dapat dikeluarkan dari membrane sel.

b). Isolasi Sel Telur : Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari domba lain. Dibutuhkan banyak sel telur dalam teknologi ini karena banyak sel telur yang tidak mampu bertahan dalam tahapan pengkloningan lebih lanjut.

c). Pengambilan Nukleus Dari Sel Telur

d). Penggabungan Nukleus Dengan Sel Telur : Nukleus yang telah diisolasi dari sel domba dewasa digabungkan ke dalam sel domba lain yang telah dihilangkan nukleusnya. Secara genetic sel domba yang menerima nukleus identik dengan domba pendonor.

e). Pemasukan Sel Telur Kedalam Rahim : Sel telur dimasukkan ke dalam rahim domba betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang mampu bertahan dan berkembang di dalam rahim. Sel telur yang mampu bertahan akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya akan dihasilkan anak domba yang mirip dengan domba pendonor nucleus.

2). Teknik Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “ insemination gun”.

Teknik Inseminasi Buatan Memiliki Beberapa Tujuan, Yaitu:

a). Memperbaiki mutu genetika ternak,

b). Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama,

c). Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur,

d). Mencegah penularan dan penyebaran penyakit kelamin.

3). Teknologi Transgenik
Teknologi Transgenik adalah teknologi yang dilakukan pada hewan yang telah mengalami rekayasa genetika sehingga dapat dihasilkan hewan dengan sifat yang diharap. Teknologi transgenik pada hewan ini dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen pada DNA secara mikro ke dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi Transgenik ini adalah meningkatkan produktifitas dari hewan ternak seperti daging, susu, dan telur.
Rekayasa genetika juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai contoh, sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam kuda spesies lain. Spesies lain yang dipinjam rahimnya ini disebut surrogate. Hal ini sudah diterapkan pada spesies keledai yang hampir punah di Australia.

Teknik Pelestarian Dengan Rekaya Genetika Berguna, Dengan Alasan:

a). Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.

b). Telur hewan langkah yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan bertahun-tahun meskipun induknya sudah mati. Jika telah ditemukan surrogate yang sesuai, telur tadi ditransplantasi.

4). Transfer Embrio

Transfer Embrio ini hampir sama dengan kawin suntik. Jika kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak hanya fokus pada potensi sperma jantan saja yang dioptimalkan Transfer embrio ini juga fokus pada potensi betina yang berkualitas unggul dan dimanfaatkan secara optimal. Teknik yang disingkat TE ini memiliki teknik yang canggih. Betina unggul tidak perlu hamil melainkan  hanya berfungsi untuk menghasilkan embrio untuk selanjutnya dapat ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk hamil.
Embrio yang akan dimasukkan ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang steril (tergantung dari ukuran serviks). Sebelum melakukan panen embrio, bagian vulva dan vagina harus bersih dan disterilkan dengan menggunakan kapas yang mengandung alkohol 70%. Embrio yang dihasilkan dapat langsung di kirim ke dalam sapi resipien bahkan bisa dibekukan dan disimpan jika ingin  mentransfer pada lain waktu.

5). Hormon BST (Bovine Somatotrophin)
Dengan rekayasa genetika dihasilkan hormon pertumbuhan dewan yaitu BST. Caranya adalah:

a). Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease.

b). Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi.

c). Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri

d). Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhan dalam tangki fermentasi.

e). Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan dimurnikan.

Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. BST ini mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada hewan, maka produksi susu akan meningkat 20%. Pemakaian BST telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat susu yang dihasilkan karena hormon BST aman di konsumsi tapi di Eropa hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini meningkat 70%.
Selain memproduksi susu, hormon ini dapat memperbesar ukuran ternak menjadi 2 kali lipat ukuran normal. Caranya dengan menyuntik sel telur yang akan dibuahi dengan hormon BST. Daging dari hewan yang diberi hormon ini kurang mengandung lemak. Sehingga dikhawatirkan hormon ini dapat mengganggu kesehatan manusia.

6). Sexing Spermatozoa
Sexing atau pemisahan sperma adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan spermatozoa yang membawa sifat kelamin jantan dengan betina. Teknologi ini bertujuan untuk menjawab tingginya permintaan peternak terhadap pedet atau anak sapi jantan potong karena harga jualnya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak betina. Sedangkan khusus untuk bangsa sapi penghasil susu atau Frisian Holand (FH), benih yang diminamati adalah yang betina. Metode dalam sexing spermatozoa yang sering digunakan adalah dengan menggunakan.
“Sekian dari pembahasan kali ini, semoga bermanfaat.”

No comments:

Post a Comment